Rabu, 11 April 2012

Pelajar Punya Rekening Meliaran Rupiah

Ilustrasi

KOMPAS.com — Pakar hukum pidana Universitas Sumatera Utara, Pedastaren Tarigan, mengatakan, hasil temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai sejumlah rekening anak sekolah yang bernilai miliaran rupiah perlu diusut penegak hukum.

"Kasus temuan PPATK yang mengejutkan tersebut harus diselidiki dan dari mana dana sebesar itu diperoleh, serta siapa pula yang menyimpankannya," katanya di Medan, Kamis (8/12/2011).

Tidak mungkin yang namanya seorang pelajar yang masih menimba ilmu dan belum lagi bekerja, menurut dia, bisa memiliki rekening sampai miliaran rupiah, ini juga sangat mengherankan dan perlu dipertanyakan.

Namun, hal ini seluruhnya bergantung pada kemauan dan tanggung jawab dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ataupun aparat kepolisian dan kejaksaan untuk menelusuri asal keuangan sebesar itu.

"Rekening pelajar tersebut bisa saja diduga diperoleh seseorang dari hasil korupsi, pencucian uang, dan penyembuyiaan uang dari tindak pidana kejahatan. Ini mereka lakukan dalam rangka penyelamatan dari perbuatan melanggar hukum tersebut," kata Kepala Laboratorium Fakultas Hukum USU itu.

Pedastaren mengatakan, penyimpanan uang ke rekening pelajar ataupun pihak keluarga lainnya yang diduga hasil dari kejahatan korupsi, hasil judi, ataupun pencucian uang yang cukup besar merupakan salah satu strategi seseorang untuk menutupi atau menghilangkan jejak.

Namun, katanya, dalam hal ini, aparat penegak hukum ataupun institusi terkait lainnya jangan mau lengah dan diperdaya pelaku kejahatan ataupun koruptor.

"Penegak hukum harus lebih jeli dan dapat bekerja ekstra keras untuk menyelidiki kasus temuan PPATK mengenai pelajar mempunyai rekening yang cukup besar itu. Bisa saja rekening tersebut bersumber dari orangtuanya atau sanak keluarganya yang sengaja menyembunyikan uang hasil kejahatan korupsi," kata pengajar di Fakultas Hukum USU itu.

Lebih jauh, dia menjelaskan, dengan mengusut rekening milik pelajar tersebut, dapat diketahui nantinya siapa pemilik yang sah mengenai uang itu. Hal ini juga dapat dijadikan pengusutan awal oleh aparat penegak hukum tersebut.

"Penyimpanan rekening kepada pelajar tersebut merupakan cara baru koruptor dan praktik pencucian uang agar tidak diketahui penegak hukum.Cara-cara yang seperti itu diharapkan juga harus dapat dipantau penegak hukum,dan jangan sampai tidak mengetahuinya," kata Pedastaren.

Sebelumnya, PPATK menemukan sejumlah rekening anak sekolah yang bernilai hingga miliaran rupiah.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengawasan dan Kepatuhan PPATK Subiantoro ketika menjadi saksi ahli dalam kasus terdakwa Gayus Tambunan di Pengadilan Tipikor Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2011). Uang yang diduga sebagai hasil pidana itu, menurut dia, dialirkan kepada keluarga pelaku.

Inilah salah satu penyebab mengapa banyak laporan hasil analisis PPATK yang usianya justru masih sangat muda, tetapi memiliki rekening miliaran rupiah. Transaksi itu sendiri merupakan bagian dari 1.818 transaksi, yang telah terindikasi tindak pidana oleh PPATK.

Sumber :ANT 

========================================================================

Banyak Transaksi Mencurigakan di Rekening Anak-anak

KOMPAS.com - Direktur Pengawasan dan Kepatuhan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Subintoro mengungkapkan, salah satu modus tindak pencucian uang adalah dengan menyimpan uang yang diduga hasil tindak pidana ke rekening anggota keluarga seperti istri, anak, ataupun saudara. PPATK banyak menemukan transaksi keuangan mencurigakan ke rekening anak-anak yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah.

"Sehingga dari LHA-LHA (laporan hasil analisis) ini banyak yang usianya masih muda. Orang bayi 5 bulan saja bisa di-cover asuransinya. Kemudian anak-anak sekolah simpanannya bisa miliaran rupiah. Ini kan tentu harus ditanya nih uangnya dari mana," kata Subintoro di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (1/12/2011).

Hal tersebut, kata Subintoro, patut diwaspadai. Pihak yang menerima atau dititipkan uang hasil pidana tersebut, katanya, juga dapat diancam sanksi pidana sebagai pelaku pasif. Berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencuaian Uang, setiap orang yang menerima, menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi atau penyuapan bisa dipidana penjara lima tahun dan denda Rp 1 miliar.

Subintoro juga mengatakan, per November 2011, PPATK menemukan 79.975 transaksi keuangan mencurigakan. Dari transaksi sebanyak itu, 1.818 di antaranya terindikasi tindak pidana.

========================================================================

PNS Pemilik Rekening Gendut Harus Diproses
 
KOMPAS.com - Penegak hukum harus memproses tindak pidana dari para pegawai negeri sipil pemilik rekening miliaran rupiah. Tanpa penegakan hukum, tidak akan ada efek jera, penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran akan semakin menjamur.

Hal ini disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar, Rabu (7/12/2011) di Jakarta.

"PPATK sudah menemukan 10 lagi rekening mencurigakan, setelah 1.800 yang sudah juga diketahui. Kami mendorong laporan yang sudah diserahkan kepada penegak hukum untuk diproses. Jangan sampai ini tidak diproses. Kalo enggak diproses, nanti yang lain ikut-ikutan lagi," tutur Azwar.

Menpan menambahkan, pihaknya sudah menghubungi PPATK, dan mendapatkan konfirmasi mengenai adanya penyalahgunaan wewenang dan pengalihan dana proyek ke rekening pribadi pada rekening-rekening PNS muda.

Selain penegakan hukum, pencegahan dilakukan dengan membenahi sistem mulai administrasi, seperti penggunaan lelang elektronik untuk mengadakan barang dan jasa.

========================================================================

KOMPAS.com — Hasil penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menemukan ada 10 pegawai negeri sipil berusia muda yang memiliki rekening miliaran rupiah, jauh dari gaji dan pendapatan resminya.

Temuan ini telah dilaporkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso, sebagai pejabat baru di PPAT, dia sempat shock mendapati temuan rekening miliaran rupiah PNS berusia muda. "Saya pejabat baru di PPATK, baru sebulan saya menjabat dan dilantik Presiden, tapi saya shock setelah mengetahui hasil laporan korupsi," kata Agus di Jakarta, Selasa (6/12/2011).

Yang membuat shock, kata dia, pemilik rekening miliaran itu tidak hanya pejabat-pejabat senior, tetapi anak muda golongan III B yang memegang proyek miliaran rupiah. Menariknya, uang itu diputar ke rekening. Proyek fiktif dan menilep belasan miliar rupiah.

"Saya kira awalnya mereka bekerja buat atasan, ternyata tidak. Mereka bermain sendiri. Mereka masukkan ke (rekening) istrinya, lalu istrinya memecah ke anaknya usia lima bulan yang sudah diasuransi Rp 2 miliar, kemudian ke anaknya yang berusia lima tahun juga diasuransikan pendidikan sebesar Rp 5 miliar," kata Agus. Bukan hanya itu, uang itu juga dikirm ke ibu mertuanya.

Temuan mengejutkan PPATK lainnya, menurut Agus, adalah korupsi oleh PNS berusia muda ini tak hanya dilakukan oleh kaum pria. "Ini juga ada tiga anak perempuan menerima gratifikasi reguler sebanyak Rp 50 juta per bulan," kata Agus

========================================================================
 Ada 10 PNS Muda yang Rekeningnya Miliaran
 
KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Transparancy International Indonesia, Teten Masduki, menyarankan Komisi Pemberantasan Korupsi agar mengusut tuntas kasus rekening miliaran rupiah milik pengawai negeri sipil. Menurutnya, jika tidak diusut secara tuntas, kasus tersebut akan menjadi fenomena berkelanjutan.
 
Pegawai negeri sipil muda biasanya menjadi operator dari pejabat senior yang melakukan praktik-praktik korupsi.
 
"Jadi, KPK jangan berhenti dengan hanya mengungkapkan ini ke publik, tapi harus diselesaikan. Jika terbukti, punish dengan hukuman yang sangat keras, bawa pidana dan sanksi administratif dengan mencopot jabatannya," ujar Teten di Jakarta, Selasa (6/12/2011).

Hasil penulusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan ada 10 pegawai negeri sipil berusia muda yang memiliki rekening miliaran rupiah, jauh dari gaji dan pendapatan resminya. Pemilik rekening miliaran itu bukan hanya pejabat-pejabat senior, melainkan anak muda golongan III B yang memegang proyek miliaran rupiah.

Menurut Teten, dalam kasus tersebut, pegawai negeri sipil muda biasanya menjadi operator dari pejabat senior yang melakukan praktik-praktik korupsi. PNS muda itu, kata Teten, menjadi operator untuk mengatur proyek-proyek yang dijalankan oleh pejabat senior tersebut.

"Jadi, ini harus segera diusut dari segi hukumnya karena sangat tidak masuk akal kalau dilihat dari pendapatan mereka. Kalau ini dibiarkan, saya kira akan terus menjadi fenomena buruk bagi birokrasi kita," kata Teten.

Sebelumnya, Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengungkapkan, hampir semua bendaharawan proyek pemerintah daerah melakukan tindak pidana pencucian uang dengan mentransfer uang proyek ke rekening anak dan istrinya.

Tindakan ini biasa dilakukan, menurut Agus, karena proyek pemerintah tersebut tak selesai tepat waktu pada tahun anggaran berjalan. "Biasanya pada tanggal belasan bulan Desember, para bendaharawan ini melakukan transfer uang proyek yang merupakan uang negara ke rekening pribadinya. Malah sebagian ditransfer ke rekening anak dan istrinya," kata Agus.

Soal Ujian Nasional "berita KOMPAS.com"

 
KOMPAS.com — Pemerintah dinilai tidak punya itikad baik untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional, terutama terkait dengan kebijakan ujian nasional. Hal ini terlihat dari ketidakpedulian pemerintah pada teguran atau peringatan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat soal eksekusi putusan UN.

" Ketidakpedulian pemerintah pada 
teguran PN Jakarta Pusat 
ini contoh yang tidak mendidik"
 
Pemerintah, dalam hal ini Presiden, Wakil Presiden, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), serta Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), tidak memenuhi panggilan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat terkait eksekusi keputusan soal UN yang dijadwalkan pada Selasa (10/4/2012).

Pemanggilan PN Jakarta Pusat ini untuk memberikan teguran atau peringatan supaya pemerintah melaksanakan keputusan mengenai UN yang telah berkekuatan hukum tetap.

Edy Halomoan Gurning, kuasa hukum Tim Advokasi Korban Ujian Nasional, mengatakan, pihaknya diberitahu pihak PN Jakarta Pusat bahwa tidak ada pemberitahuan soal ketidakhadiran pemerintah. Pertemuan dijadwalkan lagi pada 1 Mei.

"Semoga ada itikad baik dari pemerintah untuk melaksanakan keputusan pengadilan soal kebijakan UN," kata Edy.

Edy menyayangkan tidak adanya itikad baik pemerintah yang seharusnya secara sukarela menjalani putusan pengadilan soal UN. Karena perwakilan pemerintah tidak hadir, termasuk Mendikbud yang sehari sebelumnya menggelar konferensi pers soal pemanggilan PN Jakarta Pusat ini, Ketua Pengadilan Niaga pada PN Jakarta Pusat Suhartono menemui kuasa hukum dan pemohon eksekusi.

Dalam pertemuan tertutup yang dihadiri kuasa hukum perwakilan pemohon eksekusi, Kristiono (orangtua korban UN) dan Amir Hamzah (pendidik), Suhartono menjelaskan, pemanggilan atau peringatan secara resmi sudah disampaikan kepada termohon eksekusi untuk Presiden dan Wakil Presiden melalui PN Jakarta Pusat, sedangkan Mendikbud dan BSNP melalui PN Jakarta Selatan.

Pemerintah membangkang
Amir Hamzah mengatakan, pemerintah memberikan contoh buruk kepada masyarakat dengan melakukan pembangkangan terhadap keputusan yang berkekuatan hukum. "Ketidakpedulian pemerintah pada teguran PN Jakarta Pusat ini contoh yang tidak mendidik dari pemerintah," kata Amir.

Pada tahun 2007, PN Jakarta Pusat yang diperkuat putusan kasasi Mahkamah Agung pada tahun 2009, menilai pemerintah telah lalai dalam memberikan pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia terhadap warga negaranya yang menjadi korban UN, khususnya pada hak atas pendidikan dan hak anak-anak.

Pemerintah diperintahkan untuk meningkatkan kualitas guru, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, serta akses informasi yang lengkap di seluruh daerah di Indonesia sebelum mengeluarkan kebijakan pelaksanaan UN lebih lanjut. Pemerintah juga diminta untuk meninjau kembali sistem pendidikan nasional.

Elin Driana, ahli evaluasi dan Koordinator Education Forum, mengatakan, yang utama pemerintah harus mengevaluasi sistem pendidikan nasional.

Tentang pelaksanaan UN, belum ada evaluasi apakah cara ini yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan. "Kondisi pendidikan tidak merata. Kenapa tidak dana UN yang besar itu difokuskan untuk mempercepat pemerataan kondisi pendidikan dalam semua aspek, dari infrastruktur hingga kualitas pendidikan," kata Elin. 
 
========================================================================
 
 Prahara UAN dan Kecerdasan Anak

Sbelum mulai, saya mau menjelaskan bahwa thread yang saya buat ini, No Offense untuk pemerintah.

Menurut pengamatan saya secara pribadi, UAN (atau yang kita sering sebut sebagai UJian Nasional) di Indonesia yang sekarang diterapkan adalah pengukur kemampuan siswa/i Indonesia. TAPI yang dipusatkan oleh pemerintah disini adalah kecerdasan di bidang Logical Smart (Matematika) dan Linguistic Smart (Bahasa). Dan yang lebih mengejutkan lagi, pada tahun ajaran 2007/2008, pemerintah Indonesia menetapkan penambahan pelajaran(Geografi, Ekonomi, dan Sociology untuk jurusan IPS dan Fisika, Kimia dan Biologi untuk jurusan IPA). Dan yang lebih mengejutkan adalah wacana penambahan pelajaran lagi untuk tahun ajaran (2007/2009) ini, yakni PPKn dan Sejarah. Walaupun masih berbentuk wacana, tapi ini sudah membuat para siswa SMA ketakutan setengah mati. Berita itu pun dibumbui lengkap dengan naiknya standar kelulusan. Apalagi dengan santernya kabar angin bahwa ujian nasional akan dimajukan ke bulan Februari diakibatkan karena bentrok dengan waktu Pilpres untuk tahun 2009-2012 mendatang.

Saya tidak menyalahkan atau melakukan offense ke pemerintah. Tapi yang sangat sayangkan adalah pemerintah tidak menggali kecerdasan anak-anak Indonesia secara lebih dalam. Dengan UAS, pemerintah menganggap semua anak di Indonesia memiliki jenis kecerdasan yang sama. Dan apakah, dengan cara ini, kita bisa tau bahwa anak Indonesia benar-benar "berkualitas" atau tidak.

Mari kita bahas mengenai kecerdasan. Sampai saat ini, kecerdasan yang baru ditemukan berjumlah 8. Tuhan Maha Besar, kita pasti meyakini, bahwa manusia memiiki lebih dari 8 jenis kecerdasan yang diciptakan Yang Maka Kuasa.

Menurut Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika, terdapat 8 jenis kecerdasan pada manusia, yaitu:

1. KECERDASAN LINGUISTIK

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.

2. KECERDASAN LOGIK MATEMATIK

Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar.

3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.

4. KECERDASAN MUSIK

Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang.

Telah di teiliti di 17 negara terhadap kemampuan anak didik usia 14 tahun dalam bidang sains. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa anak dari negara Belanda, Jepang dan Hongaria mempunyai prestasi tertinggi di dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini memasukkan unsur ini ke dalam kurikulum mereka. Selain itu musik juga dapat menciptakan suasana yang rileks namun waspada, dapat membangkitkan semangat, merangsang kreativitas, kepekaan dan kemampuan berpikir. Belajar dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita dalam meningkatkan daya ingat.

5. KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.

6. KECERDASAN INTRAPERSONAL

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral.

7. KECERDASAN KINESTETIK

Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.

8. KECERDASAN NATURALIS

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.

Apakah pemerintah memikirkan sampai sejauh ini? Menurut saya dan saran saya, pemerintah harus bisa memperhatikan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak Indonesia. Mungkin dengan penggalian kecerdasan, Indonesia bisa lebih maju dari negara-negara yang berkembang. Bisa saja, Indonesia akan memiliki Mozart atau Beethoven-nya sendiri yg bisa menciptakan lagu-lagu fenomenal. Bisa saja Indonesia memiliki Einsteinnya sendiri. Who Knows? Only God Knows!. Ada kalanya, pemerintah harus bisa berpikir tenang dan berpikir juga dari berbagai arah, dari berbagai sisi kehidupan.

Thanks For Your Time, This is my first post. Honestly, I'm still in Senior High. Ini adalah buah pemikiran saya mengenai UAN. Saya mohon maaf apabila terdapat salah kata. Dan sekali lagi saya tekankan, No Offense. Kita juga perlu membahas pendidikan demi Indonesia tercinta.

Regards,
mbobcoolz

Selasa, 10 April 2012

Hasil Ujian Nasional Jelek, Guru Yang Dicela


Pasca-pengumuman hasil ujian nasional lima tahun lalu, Guru Besar Universitas Gadjah Mada Riswandha Imawan (almarhum) menulis, ”Seandainya dari 30 siswa suatu sekolah dua anak tidak lulus, itu salah muridnya. Jika satu kelas tidak lulus semua, itu salah gurunya. Namun, jika seluruh siswa dari satu atau beberapa sekolah di Tanah Air tidak lulus, itu salah sistemnya” (Kompas, 4 Juli 2005).

Prahara ujian nasional (UN) 2005 kembali terulang. Hasil UN 2010 tingkat SMA/MA/SMK yang diumumkan serentak 26 April 2010 menunjukkan kenyataan yang menyedihkan.

Dari 16.467 SMA/MA/SMK peserta UN tahun ini, sedikitnya 267 sekolah siswanya tidak lulus semua (Kompas, 28/4). Pengumuman UN SMP/MTs/SMP Terbuka nyaris serupa, 561 sekolah lulus nol persen (Kompas, 7/5).

Rasa cemas sebenarnya sudah berlangsung jauh sebelum UN pada seluruh komponen masyarakat: siswa, guru, orangtua, sekolah, pemerintah daerah. Ritual istigasah yang digelar di beberapa daerah menjelang pelaksanaan UN adalah refleksinya. Ritual itu sebagai wujud kepasrahan kepada Sang Pencipta setelah berbagai upaya ditempuh.

Dalam try out, masih banyak siswa tidak lulus. Ternyata hasil try out itu cukup mencerminkan hasil UN 2010 yang sebenarnya. Klimaksnya, prahara UN 2005 nyaris terulang. Banyak guru shock dan banyak siswa menangis histeris. Bahkan, di Yogyakarta, kota yang selama ini menjadi barometer pendidikan negeri ini, persentase ketidaklulusannya justru tertinggi di Jawa.

Salah urus

Banyak suara miring menyikapi buruknya hasil UN tahun ini, salah satunya dialamatkan kepada sosok guru. Padahal, kalau mau jujur mengakui, sistem pendidikan di Republik ini sebenarnya telah salah urus sangat parah selama bertahun-tahun. Wajah bopeng dunia pendidikan tecermin, antara lain, pada seringnya pendidikan dijadikan proyek: mulai dari uji coba kurikulum sampai block grant yang tidak tepat sasaran, mulai dari pengabaian kesejahteraan guru hingga kerusakan gedung sekolah.

Presiden kedua Amerika Serikat John Adams pernah menegaskan, ”Pembangunan pendidikan rakyat jelata lebih penting daripada harta milik orang-orang kaya di seluruh negara.” Tampak betapa penting arti pendidikan sebagai investasi masa depan suatu bangsa.

Masalahnya, anggaran di Indonesia sudah sarat beban. Beban utang yang harus dibayar pemerintah tahun-tahun lalu, misalnya, besarnya 2,8 kali anggaran pendidikan, 10,6 anggaran bidang kesehatan, dan 119 kali dari anggaran ketenagakerjaan.

Pendidikan negeri ini memang penuh ironi. Para pemimpin selalu beretorika ingin menjadikan bangsa ini besar, tetapi kurang menaruh perhatian pada pendidikan. Inilah negara dengan jumlah mobil mewah terbanyak di Asia, tetapi sekaligus negara dengan jumlah anak-anak usia sekolah terbesar yang tak dapat melanjutkan sekolah.

Politisasi dunia pendidikan yang berlangsung bertahun-tahun membuat sektor pendidikan terpuruk. Akibatnya angka indeks pembangunan manusia selalu rendah, bahkan di bawah negara-negara tetangga.

Peran guru

Beberapa tahun lalu, apresiasi terhadap sektor pendidikan negeri ini amat rendah. Salah satunya terlihat dari penghargaan terhadap profesi guru. Maka, sosok guru pun seperti yang digambarkan dalam lirik lagu ”Oemar Bakri” karya Iwan Fals: sosok miskin yang ke mana-mana memakai sepeda kumbang. Selama bertahun-tahun para guru dipolitisasi dan dimarjinalkan dengan jargon heroik ”pahlawan tanpa tanda jasa”.

Stereotip semacam ini menjadikan para lulusan terbaik SMA nyaris tak ada yang bercita-cita menjadi guru karena tidak menjanjikan dari sisi materi. Mengingat peran sentral guru dalam menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa, sudah saatnya pemerintah mengapresiasi lebih profesi guru.

Saatnya lulusan terbaik SMA/ MA/SMK mendapat beasiswa ikatan dinas untuk melanjutkan pendidikan ke fakultas pendidikan dan menjadi guru di almamaternya dengan imbalan gaji dan fasilitas memadai.

Memang materi bukan satu-satunya ukuran tingkat kebahagiaan dan status sosial seseorang. Namun, dalam era di mana materi dipuja seperti sekarang, rasanya munafik menisbikan faktor ini.

Tanpa pembenahan sistem pendidikan yang diikuti dengan perbaikan nasib dan status sosial para guru, putra-putri terbaik bangsa ini tidak akan pernah tertarik menekuni profesi guru. Jika hal itu yang terjadi, fenomena involusi pendidikan yang berlangsung secara sistemik akan menggerogoti dan membangkrutkan bangsa dan negara ini.

Oleh Toto Subandriyo

========================================================================
100% Tidak Lulus

Siswa Sekolah Menengah Pertama Borobudur, Jakarta, menangis bahagia karena berhasil lulus ujian akhir nasional seusai pengumuman kelulusan di sekolah mereka, Jumat (7/5). Sebanyak 54 siswa dari 97 peserta ujian di sekolah tersebut dinyatakan tidak lulus dan harus mengikuti ujian ulang pada 17-20 Juni 2010. (KOMPAS/LUCKY PRANSISKA)***


100 Persen Tidak Lulus di Sekolah-sekolah Kecil

JAKARTA - Ketidaklulusan 100 persen banyak menimpa sekolah-sekolah dengan jumlah siswa kecil, di bawah 30 siswa. Sebagian besar sekolah itu adalah SMP terbuka. Sekolah tersebut ditengarai juga terbatas sarana dan prasarananya. Sementara itu, kemarin tidak tampak ada eforia.

Pengumuman kelulusan ujian nasional, Jumat (7/5), tidak dilakukan dengan cara yang sama. Sebagian sekolah ada yang membagikan amplop kepada orangtua murid, ada sekolah membagikan amplop pengumuman langsung kepada murid, dan ada pula yang melarang murid ke sekolah karena mereka yang tidak lulus ditelepon langsung ke rumah mereka.

Maria Regina Nayenggita (15) dari SMP Mater Dei, Kota Tangerang Selatan, Banten, bersama dua temannya, Irene Indraswari dan Goretti Praptaningtyas, bergembira setelah tahu dirinya lulus. ”Seneng banget. Enggak sangka. Padahal, biasa-biasa saja belajarnya. Latihan soal terus di sekolah sampai bosan,” kata Goretti yang mendapat nilai 36,80.

SMP kecil : Pengumuman di SMP Gotong Royong, Yogyakarta, pengumuman diwarnai tangis karena hanya dua dari peserta UN lulus. Meskipun punya kesempatan mengulang, murid yang gagal merasa malu dan kecewa.

”Perasaan saya campur aduk, belum tahu mau apa setelah ini,” ujar Titin Andrajani (15), salah satu murid yang tak lulus. Dia gagal di mata pelajaran Matematika dan IPA. Beberapa sekolah menyebut kebanyakan tidak lulus di mata pelajaran Bahasa Inggris. Murid di SMP Gotong Royong kebanyakan datang dari keluarga tak mampu sehingga mereka tak mampu membeli buku pelajaran.

Di Kota Samarinda ada delapan sekolah lulus 0 persen dengan jumlah siswa 97 orang, atau rata-rata 12 orang per sekolah.

Sementara dari 105 sekolah di Jawa Tengah yang tingkat kelulusannya 0 persen, 82 di antaranya adalah SMP terbuka yang berisi siswa sudah bekerja.

”Waktu mau UN, saya memang tidak belajar karena harus bekerja,” kata Jumainah (15), salah satu siswa SMP Negeri Terbuka 1 Cepiring, Kendal, Jawa Tengah, seusai mengambil hasil kelulusan ujian nasional di sekolahnya. Dari 11 siswa SMPN Terbuka 1 Cepiring yang mengikuti UN, semua tidak lulus.

SMPN Terbuka 1 Cepiring memiliki 19 siswa, hanya 11 ikut UN. Kebanyakan siswa di sekolah yang menginduk ke SMPN Cepiring ini bekerja sebagai buruh, pembantu rumah tangga, nelayan, dan penjaga toko. Kepala SMPN 1 Cepiring Indar Suci Mulyani mengakui, rendahnya motivasi siswa menjadi penyebab ketidaklulusan.

Di Tegal, persentase kelulusan beberapa sekolah anjlok lebih dari 50 persen. Sejumlah kepala sekolah mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan bimbingan kepada siswa. Kepala SMP Negeri 13 Kota Tegal Dwi Setiawan mengatakan, sebagian siswa tidak lulus pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Dia menyebutkan, kualitas input siswa, kekurangan sarana laboratorium bahasa, juga majunya jadwal ujian sebagai faktor penyebab atau yang memengaruhi turunnya angka nilai kelulusan para siswa.
(AHA/BRO/ARA/ENY/IRE/HEN/MDN/GAL/HAN/EGI/EKI/ELN/LUK/WIE/KOR/ILO/INK)***

Source : Kompas, Sabtu, 8 Mei 2010 | 04:24 WIB

=======================================================================

Validitas Kurikulum Perlu Dicek Kembali

JAKARTA - Persoalan penurunan tingkat kelulusan ujian nasional dan banyaknya siswa yang tidak mencapai standar minimal pada tahun ini harus dicek dari validitas kurikulum yang jadi acuan UN pada tahun ini.

Ahli evaluasi dari Universitas Pendidikan Indonesia, S Hamid Hasan, yang dihubungi pada Jumat (7/5) di Jakarta mengatakan, pembuatan soal mengacu pada kurikulum 1994 dan 2004 sehingga perlu dipastikan bahwa ada kesamaan materi yang didapat siswa dalam proses pembelajaran.

”Bagaimana kita bisa mengecek kesamaan materi. Masih banyak sekolah yang memakai kurikulum 1994,” kata Hamid.

Kemampuan menghafal

Selain itu, dalam tes obyektif seperti UN, konstruksi soal juga sangat memengaruhi keberhasilan siswa. Apalagi materi ujiannya lebih bersifat untuk mengetes pengetahuan dengan mengandalkan kemampuan menghafal siswa dari pelajaran di kelas satu hingga tingkat akhir.

Selain itu soal-soal juga tidak boleh multitafsir atau multimakna. Namun, kenyataannya, banyak keluhan mengenai soal-soal UN yang dinilai mengecoh siswa.

Jajang Priatna, Ketua Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, mengatakan, para guru sendiri terkadang merasa memiliki jawaban yang berbeda dengan jawaban milik pemerintah. Namun, setiap kali pelaksanaan UN, kunci jawaban resmi tidak dibuka kepada guru.

”Kan, bisa jadi acuan untuk memastikan kebenaran jawaban. Bisa saja terjadi argumentasi yang berbeda. Tetapi, ini kan dalam rangka untuk kepentingan siswa ke depan agar mereka jangan dirugikan,” kata Jajang.

Rektor Universitas Negeri Jakarta Bedjo Sujanto mengatakan, penurunan tingkat kelulusan bisa juga karena soal UN tahun ini lebih tinggi kualitasnya. Jika banyak siswa belum bisa mencapai standar, tentu harus dievaluasi di mana letak kekurangan pembelajaran pada siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Harimurti yang mengatakan banyak siswa gagal di mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika, juga menilai soal-soal UN sulit dan tidak kontekstual sehingga menyulitkan.

Sekitar 50 persen siswa di Kota Samarinda tidak lulus. Harimurti menyatakan kekecewaannya. ”Saya cukup yakin bahwa inilah potret sesungguhnya kemampuan para siswa di Samarinda untuk UN,” ujarnya. Ia mengatakan, kegagalan ini bisa jadi akibat ketidakmampuan guru, lemahnya manajemen sekolah, dan tingginya tingkat kesulitan soal.

Sementara Kepala Dinas Kalimantan Barat Alexius Akim mengatakan, kegagalan ini merupakan persoalan serius. ”Saya sudah meminta semua kepala dinas di kota dan kabupaten untuk mencari penyebab mengapa begitu banyak sekolah yang semua siswanya tidak lulus,” ujar Akim.

Berbekal evaluasi itu, pihaknya akan membuat kebijakan bagi masing-masing sekolah tergantung penyebab kegagalan. Dia juga merekomendasikan sekolah-sekolah yang memiliki siswa kurang dari 10 orang di setiap angkatannya untuk meleburkan diri dengan sekolah terdekat.

Hamid Hasan mengatakan, tingkat kelulusan yang rendah tahun ini jangan digiring ke arah bahwa pelaksanaan UN lebih jujur dibandingkan dengan sebelumnya. Yang justru harus dicermati adalah bahwa ada persoalan dalam pelaksanaan UN yang menimbulkan ketidakadilan pada siswa.

Sementara untuk mengejar kelulusan tersebut, semua sekolah memberikan tambahan bimbingan materi UN beberapa bulan sebelumnya bahkan ada yang mulai dari bulan November.

Guru Bimbingan dan Konseling SMK Yayasan Pendidikan Tentara Pelajar 17 I Temanggung, Jawa Tengah, mengatakan, secara psikologis siswa justru stres karena harus mengikuti pendalaman materi hingga berjam-jam setiap hari. ”Akibatnya, ketika hari ujian tiba, kondisi mereka drop. Secara psikologis, pikiran, dan badan mereka sudah lelah,” ujarnya. (AHA/ELN/BRO/LUK) ***

Source : Kompas, Sabtu, 8 Mei 2010 | 03:06 WIB

========================================================================
TAJUK RENCANA
KOMPAS, Sabtu, 8 Mei 2010 | 04:33 WIB

Cermati Ruang Kelas!

Judul di atas berakhir tanda seru. Bermakna perintah! Mengapa? Hasil ujian nasional SMP dan sederajat menggenapkan keprihatinan kita.

Mendesak perlu dicermati apa sih yang terjadi di ruang-ruang kelas setiap hari.

Sebanyak 561 SMP dan sederajat, sebelumnya 267 SMA dan sederajat, lulus nol persen dalam ujian nasional tahun ini. Hasil itu melorot dibandingkan tahun lalu. Pernyataan hasil ini masih sementara, masih menunggu hasil ujian ulangan 10-14 Mei dan 17-20 Mei, hanya hiburan sia-sia.

Ada sesuatu yang salah dalam praksis pendidikan kita. Perlu ada pengenalan yang mendetail, mulai dari sarana fisik, kurikulum, hingga guru, termasuk cara menilai hasil belajar yang bermuara pada perbaikan. Perbaikan perlu menyeluruh, tidak sepotong-sepotong.

Hasil kedua UN mengindikasikan perlu membongkar pakem yang selama ini sudah baku, di antaranya beberapa daerah yang selama ini dibanggakan memiliki sekolah dengan hasil UN tinggi ternyata runtuh. Kawasan Nusa Tenggara Timur, DI Yogyakarta, bahkan DKI Jakarta, yang dari tahun ke tahun duduk di tangga atas kelulusan, tahun ini melorot, misalnya.

Ada apa? Tidak cukup dijawab UN berlangsung makin jujur, standar kelulusan dinaikkan, pengawasan makin ketat, dan sebagainya. Jawaban apologetis itu tidak cukup, tidak juga solusif. Pelaksanaan makin bersih, makin dijunjung tinggi kejujuran, soal makin sulit, mungkin ya betul, tetapi cukupkah lantas dicari solusi dengan memperketat pengawasan dan menurunkan standar kelulusan?

Ibarat penyakit, UN yang melorot tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu barulah simtom buruknya praksis pendidikan kita selama ini. Ada yang salah.

Guru dari hasil berbagai survei yang dilaksanakan, katakan dari laporan BE Beeby tahun 1968 dan Komisi Pembaruan Pendidikan tahun 1977, merupakan faktor kunci, terpenting dari faktor sarana dan kurikulum.

Bagaimana perlakuan kita dengan profesi ini? Kita terhenti dengan keputusan-keputusan politik minus implementasi. Begitu juga yang menyangkut penyediaan sarana. Kita lebih asyik bongkar pasang kurikulum.

Mengacu amanah Pembukaan UUD '45 ”mencerdaskan kehidupan bangsa”, maksudnya tentu bukan keberhasilan beberapa gelintir anak kita menang di olimpiade—olimpiade internasional—melainkan bagaimana semua anak bangsa ini menjadi bangsa cerdas, bukan bangsa inlander.

Titik sentralnya adalah mindset kita tentang membangun kecerdasan bangsa. Pembangunan pendidikan perlu ditempatkan sebagai pembangunan sarana infrastruktur sebuah bangsa bermartabat dan berkarakter.

Kata kuncinya, kenali betul apa yang terjadi di kelas, yakni mengubah mindset tentang praksis pendidikan yang niscaya berujung pada keputusan politik yang cerdas-cerah, dengan hasil memprihatinkan kedua UN—termasuk UN SD nanti—sebagai pintu masuk perubahan.

Source : Kompas, Sabtu, 8 Mei 2010 | 03:06 WIB

Gak Mau Sekolah Lagi

Tidak boleh ada anak yang tertinggal di belakang!", inilah salah satu semboyan yang menggelora di negeri barat puluhan tahun lalu. Semboyan ini menegaskan pentingnya agenda penyelamatan anak, sekaligus pentingnya pendidikan sebagai sarana penyelamatan mereka.

Sejak saat itu, negara-negara barat berlomba untuk membangun kualitas warganya sejak usia belia melalui pendidikan. Hasilnya pun terlihat. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan juga begitu terasa di Indonesia. Karena itu institusi sekolah terus tumbuh, baik negeri maupun swasta, baik yang berorientasi pengabdian sampai bisnis.



Di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, terus digelorakan semangat menuntut ilmu melalui program wajib belajar 12 tahun. Bahkan hingga pendidikan tinggi yang disubsidi secara khusus oleh daerah. Namun masih ada pula bocah yang belum menikmatinya, baik karena pilihan pribadi maupun keterbatasan kondisi.

Zubaidah, Yunita, dan Nursiah adalah tiga bocah putus sekolah yang kini berdagang di Pasar Sangatta Selatan. Beragam latar belakang atas kondisi mereka menjadi cerita tersendiri.

Zubaidah adalah siswa putus sekolah sejak kelas IV SD. Ia memutuskan berhenti dari pendidikan di SDN 002 Sangatta Selatan sejak dua bulan lalu karena memilih fokus membantu kakaknya berjualan ikan di pasar. Ayahnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan ibunya tidak bekerja.

Uniknya, seluruh keluarga sebenarnya memintanya untuk bersekolah. Namun ia yang tidak mau. "Sebenarnya bapak, ibu, dan kakak saya meminta saya sekolah. Tapi saya tidak mau. Lebih baik saya jualan cari uang," katanya. Kini ia bekerja membantu kakaknya mulai pukul 05.00 subuh hingga pukul 17.00 sore. Atas bantuannya tersebut, ia mendapatkan upah Rp 900.000 per bulan.

"Saya lebih senang cari uang. Uangnya buat beli emas. Ada juga uang yang dikasihkan ke Ibu," kata Zubaidah yang merupakan anak ke 5 dari 7 bersaudara. Ia pun kukuh memilih untuk tidak lagi bersekolah.

"Biar ada yang membiayai, saya tetap tidak mau sekolah. Mau cari uang saja," katanya. Dalam benak mudanya, ia berpikir uang jauh lebih penting dari bersekolah. "Sekolah capek masih harus bikin PR, masih harus keluar uang. Enakan berjualan. Hasilnya jelas, bisa beli macam-macam," katanya santai.

Berbeda dengan Zubaidah, Yunita justru harus putus sekolah karena tuntutan ekonomi. "Saya berhenti sebulan yang lalu. Saya membantu ibu berjualan ikan dan udang di pasar," katanya. Atas bantuannya tersebut, terkadang ibunya memberikan sedikit uang, terkadang juga tidak.

Yunita sebenarnya masih memiliki keinginan untuk sekolah. Namun beberapa faktor membuatnya terus menimbang-nimbang harapan tersebut. Antara lanjut atau tidak. Saat menjelaskan harapan itu pada Tribun, kebimbangan tampak jelas di raut wajah belianya.

"Mau saja saya sekolah, asal ada yang membiayai. Keluarga saya ekonominya sulit. Dari lima bersaudara, baru satu yang lulus SD," kata mantan siswa kelas IV SDN 001 Sangatta Selatan tersebut.

Namun pada sisi lain, anak keempat dari lima bersaudara tersebut juga kukuh ingin membantu ayahnya, seorang pekerja serabutan yang disebut Yunita sebagai pekerja swasta, maupun ibunya yang mengais rejeki dari berjualan ikan.

"Sebenarnya saya juga malu kalau diolokin di sekolah. Saya dibilangin ikan dan udang sama teman-teman. Saya juga sering dibilang tua, karena badan saya lebih tinggi dibandingkan teman-teman. Rasanya sedih dan malu. Tapi mungkin kalau ada biaya, rasa malu itu harus saya tahan-tahan," katanya.

Berbeda pula dengan kisah Nursiah. Bocah itu sudah tamat SD. Namun sudah dua tahun ini ia tidak melanjutkan pendidikan ke SMP. "Saya ikut jualan baju sama Acil. Cari uang untuk keluarga," katanya. Ayah Nursiah seorang pekerja bangunan. Sedangkan ibunya tidak bekerja.

Ia sempat berpikir untuk melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri. "Namun saya malu masuk ke sana, teman-teman SD saya sudah kelas II. Masak saya masuk kelas I. Saya coba lihat-lihat di SMP swasta. Tapi masih mahal. Saya tidak ada uang," kata anak ketiga dari lima bersaudara tersebut.

Atas jasanya menjaga toko pakaian sejak pukul 6.30 pagi hingga pukul 17.00, Nursiah mendapatkan upah Rp 500.000 per bulan. "Uang itu saya berikan pada ibu Rp 300.000. Sedangkan saya pegang Rp 200.000. Paling-paling buat jajan Rp 50.000, karena terkadang saya ikut membelikan jajan adik atau rokoknya bapak," katanya.

Saat Tribun mendalami lebih jauh harapannya, Nursiah mengatakan sebenarnya masih ingin bersekolah. Terutama untuk menuntut ilmu di sekolah swasta. "Kalau di swasta saya mau, tapi biayanya mahal. Tapi kalau di negeri saya malu dengan teman-teman SD saya," katanya.

Tiga bocah tersebut hanyalah bagian super kecil dari 350.000 lebih warga Kabupaten Kutai Timur. Namun mereka belum tersentuh, atau minimal belum tercerahkan tentang pentingnya pendidikan sebagai sarana menuntut ilmu yang pastinya berguna untuk menggapai keberhasilan di masa depan.

Kiranya, tiga pilar pendidikan mutlak bergerak. Baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat, dengan berbagai dimensi peranannya. Minimal masyarakat perlu disokong sekaligus dibuat melek, bahwa ilmu lebih penting dari harta. Bahwa roda kehidupan membutuhkan kematangan jiwa berbasis ilmu, dan bukan semata tumpukan rupiah.

Sumber : Tribun

Dunia RemajaKu, Seruuuu dapatkan modul DAKU

Perkembangan dunia Internet dan lalu lintas informasi yang serba cepat telah menciptakan peluang yang sangat baru bagi anak muda untuk berinteraksi dengan orang lain atau mencari informasi melalui simulasi
atau game komputer. 

Biasanya informasi yang didapat dari internet jauh lebih menarik dan berkesan sehingga akan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap anak muda.



Pada saat ini keterampilan menggunakan komputer sangat penting untuk memperluas wahana belajar serta mendapatkan informasi, misalnya dengan internet dimana remaja dapat berkomunikasi dengan remaja di belahandunia lainnya.

Komputer dan teknologi informasi digital lainnya telah mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, melakukan perjalanan, mendapatkan berbagai layanan, dan belajar. Tidak diragukan lagi bahwa teknologi
akan terus mempengaruhi semua aspek kehidupan kita. Teknologi tengah mengubah masyarakat kita karena membuat hal-hal yang sebelumnya tidak terbayangkan menjadi nyata.

Saat ini keterampilan dibidang teknologi secara luas dianggap sebagai keterampilan dasar yang harus dimiliki. Begitu pula dalam bidang pendidikan. Bermula di Uganda, World Population Foundation (WPF)
bekerja sama dengan Schoolnet Uganda, para guru dan murid di sana, mengembangkan sebuah modul pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kompetensi sosial para remaja, baik mereka yang masih bersekolah maupun remaja putus sekolah. Pengembangan design modul ini ke dalam bentuk teknologi komputer (IT) dilakukan oleh the Butterflyworks www.butterflyworks. org. Modul ini kemudian dikenal dengan nama The World Starts with Me (WSWM).

Pada tahun 2005, WPF bekerja sama dengan Yayasan Pelita Ilmu (YPI), serta beberapa guru dan remaja di Jakarta, mulai melakukan adaptasi modul WSWM agar dapat digunakan di Indonesia. Modul hasil dari
adaptasi WSWM ini kemudian dinamakan modul Dunia Remajaku Seru! atau DAKU!.

Program ini menawarkan sebuah alternatif pendidikan seks yang unik dimana hak asasi manusia (HAM) dan pendekatan positif terhadap seksualitas menjadi titik awal pengembangan kompetensi sosial dan teknis remaja, seperti keterampilan bernegosiasi, penggunaan alat kontrasepsi, serta hak untuk menolak berhubungan seks. Kompetensi tersebut diperlukan untuk agar remaja mampu mengambil keputusan yang
didasarkan pada pengetahuan yang benar dan cukup. Modul ini sangat mudah digunakan dan dapat diadaptasi untuk situasi/tempat yang berbeda, berdasarkan saran dan masukan yang diperoleh.

Lingkungan aman karena menggunakan komputer yang dijalankan secara mandiri oleh siswa, akan menyediakan proses pembelajaran interaktif, terutama ketika mendiskusikan isu-isu sensitif. Struktur pelajaran yang seragam dan sistematis menjamin kualitas pembelajaran dari satu bab ke bab lainnya. Perpaduan antara tulisan, gambar dan suara dalam tiap ajaran, dapat secara efektif membentuk keselarasan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja dalam proses pembelajaran sosial mereka.

Penjelasan program

DAKU! adalah modul kesehatan reproduksi dan seksual serta pencegahan HIV/AIDS. Terdiri dari 14 pokok bahasan atau bab yang kemudian terbagi dalam beberapa bagian yang meliputi: tujuan pembelajaran, tugas-tugas, pemanasan, presentasi, permainan, alat dan bahan, panduan, dan cerita-cerita. Semuanya tersedia untuk guru maupun siswa. Selain itu, ada juga forum/situs DAKU (www.wpfindonesia. org/daku/ ) yang menyediakan sarana bagi siswa dan guru untuk bertukar pendapat dan tips, serta menyajikan hasil karya siswa.

Berikut ini adalah Modul-modul yang terdapat pada DAKU!

Bab 1 : Semua Dimulai Dari Saya
Bab 2 : Perubahan Emosi
Bab 3 : Apakah Tubuhmu Juga Berubah?
Bab 4 : Pertemanan dan Hubungan Lainnya
Bab 5 : Jender (Laki-laki dan Perempuan)
Bab 6 : Perjuangkan Hakmu!
Bab 7 : Seksualitas dan Cinta
Bab 8 : Kehamilan : untuk Perempuan dan Laki-laki
Bab 9 : Lindungi Dirimu dari IMS & HIV/AIDS
Bab 10 : Narkoba dan HIV/AIDS
Bab 11 : Cinta seharusnya tidak menyakiti
Bab 12 : Masa Depan, Impian, dan Rencanamu
Bab 13 : Catatan Kreatifku: Pesanku Untukmu
Bab 14 : Pameran

Kontak

Jika Anda adalah seorang guru, kepala sekolah, konselor, aktifis kesehatan reproduksi remaja, tenaga kesehatan atau pengelola program, dan berniat untuk mendapatkan informasi mengenai cara menerapkan modulDAKU!, mohon informasikan pada kami melalui

Malas Memberi Komentar Diblog








Apa Penyebab Blog atau facebook Sepi komentar?

Inilah yang sering menjadi pertanyaan saya bahkan banyak bloger menanyakan penyebab blog sepi komentar, aku sendiri tidak terlalu berharap bangat agar pengunjung mau memberi komentar, intinya mau kasih comment syukur gak dikasih comment.... sungguh terlalu  ha ha ha (copy paste istilah Bang Haji)

Pengunjung di blog anda sudah banyak, namun komentarnya masih sedikit bahkan ada yang tidak berkomentar sama sekali, istilah ne... datang tanpa permisi, pulangnya sudah terisi. Terisi apaan gan? yah kalau potingnya bagus kan dipelajari, diubah sana sini masuk deh ke blog sendiri (ini masih bagus gan) lah gimana kalau langsung copy paste? Sungguh perbuatan tak terpuji. oalaaa jadi ngelantur nih, Ok  Mari kita teliti dan perhatikan tanya jawab berikut ini : 

Tanya : Apakah Anda pernah berkunjung ke salah satu blog?
Jawab : Pernah, karena tertarik dengan judul postingnya yang dishare ke Faceebook, tapi begitu aku klick... wauuuuw loadingnya  berat bangat.

Tanya : Kenapa kamu tidak mau berkomentar di blog itu?
Jawab : Postingnya sudah OK, tapi bagaimana mau kasih komentar sedangkan untuk loading saja cukup menyita waktu, aku cukup click suka dan langsung tutup.

Tanya : Apakah kamu masih tertarik mengunjungi blog dan mengomentarinya?
Jawab : ya, tapi aku lagi cari doku untuk mengganti coneksi internet agar speednya memenuhi standar.

Pertanyaan lain :
Tanya : Kenapa kamu malas kasih komentar pada blog?
Jawab : Malas
Lho kok malas? Artikelnya gak bermutu, lagian tulisannya juga acak-acakkan.

Tanya : Jika tulisannya berkualitas dan gak acak-acakkan, apakah kamu mau berkomentar?
Jawab : Tidak, blognya berat.

Tanya: Jika blognya tidak berat, apa kamu mau berkomentar?
Jawab : Tidak, karena komentarnya harus dimoderasi dulu.

Tanya : Jika komentarnya tidak dimoderasi, apakah kamu mau berkomentar.
Jawab : Tidak, karena komentarnya pake verifikasi.

Tanya : Jika komentarnya tidak diverifikasi, kamu mau berkomentar?
Jawab : Ya pastinya.

Dari diskusi di atas kita dapat simpulkan bahwa penyebab blog sepi komentar adalah:

1. Pengunjung Blog Memang Sepi
Jika ada kendala yang satu ini, memang sudah untuk anda untuk memiliki komentarnya yang banyak. Penyebab yang satu ini kadang-kadang terjadi karena kurangnya seo blog anda, ataupun kurangnya promosi terhadap blog anda. Saran saya optimasi dulu blog anda ataupun submit artikel ke lintas berita dan direktori seperti dmoz untuk menambah backlink blog anda.

2. Loading Berat
Loading blog yang berat akan menjadi kendala yang paling utama pengunjung sulitnya berkomentar. Tidak hanya berkomentar, pengunjung pun akan susah untuk berkunjung ke blog anda jika blog anda masih berat. Segera optimalkan kecepatan blog anda untuk memudahkan pengunjung mengakses blog anda. Saran saya gunakan widget yang penting saja dan buang widget yang tidak penting seperti jam dan kalender atau flash lainnya. Selain itu compress gambar blog anda yang berat itu bisa dengan advanced compressor jpeg ataupun compressor gambar lainnya.

3. Terlalu Banyak Posting Dalam Sehari
Jangan terlalu bernafsu untuk mempublish beberapa posting dalam sehari. Jika anda mempunyai ide posting yang banyak segera saja tulis namun jangan dipublish terlebih dahulu. Gunakanlah fitur blogger yang sudah terjamin bagus yaitu dengan mengatur jadwal posting. Fitur ini akan membantu anda nantinya untuk menghemat waktu dan tidak membuang waktu yang sia-sia. Pada beberapa kasus, blog yang memposting berlebihan hingga 5 posting dalam sekali akan memperburuk seo anda karena akan dianggap spam oleh blogger. Selain itu, pengunjung akan bingung untuk berkomentar di postingan mana, karena banyaknya posting pada hari itu. Inilah yang menyebabkan blog anda sepi komentar, perlu diingat anda perlu juga untuk membalas komentar pengunjung di artikel anda, agar pengunjung terus berkomentar dan segan terhadap jawaban anda.

4. Konten Anda Kurang Menarik dan Kurang Berkualitas
Tidak dapat dipungkiri lagi, kualitas konten dan kurang menariknya dari konten itu sendiri akan merugikan anda. Selain google yang tidak suka terhadap konten yang berkualitas, pengunjung bahkan juga tidak suka sehingga ia malas berkomentar karena kurang tertarik dengan artikel anda yang seharusnya untuk dikomentari. Belajarlah buat artikel yang menarik namun original atau hasil karya anda sendiri. Itu akan lebih menguntungkan. Selain itu bahasa yang anda gunakan harus se-komunikatif mungkin untuk menjaring pengunjung dan menarik simpati pengunjung untuk berkomentar. Gunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, terutama untuk tips dan tutorial-tutorial seperti Blog SEO ini.

5. Kotak Komentar Menggunakan Moderasi dan Verifikasi
Kedua poin di atas yaitu kotak komentar menggunakan moderasi dan verifikasi menjadi masalah yang cukup harus ditangani. Meskipun sisi positifnya baik, yaitu untuk meminimalisir komentar spam yang ditujukan untuk blog kita dari orang-orang iseng, namun jangan lupakan sisi negatifnya. Pengunjung akan malas berkomentar jika kotak komentar blog anda memiliki verifikasi karena secara langsung bagi yang memiliki kecepatan akses rendah akan menyulitkan karena harus menunggu kode verifikasi. Begitu pula dengan moderasi, pengunjung akan malas berkomentar karena komentarnya harus dimoderasi dulu, karena kebanyakan mereka ingin komentarnya terlihat tanpa menunggu lagi.

6. Jarang Blogwalking dan Berkomentar
Tahukah anda bahwa blogwalking dan berkomentar di blog orang lain itu penting? Selain menjaga persahabatan dan menambah ilmu, kita juga bisa mendapatkan komentar balik lho. Namun saya ingatkan untuk tidak menyepam, karena google saja tidak suka apalagi admin blog, ia tidak akan berkomentar balik.

Saya sarankan berkomentarlah yang baik agar pengunjung dan admin blog terkesan dengan komentar anda, sehingga ia tidak merasa rugi jika ingin berkomentar balik di blog anda.

Saran Buat Pengunjung blog :
  • Komentar anda sebenarnya sangat diharapkan oleh para bloger
  • Jika koneksi Internet anda lelet bangat, sebaiknya anda menjadi member untuk blog yang anda suka, misalnya blog teman atau blog lain terserah anda, karena dengan menjadi member maka setiap posting dari blog itu akan di share otomatis ke email  atau blog anda.
  • Buatlah account di google.com, karena dengan account google anda akan mudah menjadi member kesemua blog atau pilihlah blog yang anda suka
  • Anda belum punya Account goole? Sudah saatnya Anda daftar dan coba tour ke googleplus (google+1), percaya deh anda akan mendapatkan berbagai macam kemudahan, baik untuk hobi maupun untuk bisnis anda.
  • Siapa bilang membuat account digoogle susah? Gampang bangat bro, silakan coba pasti bisa
Tetap semangat dan anda layak dapat bintang

sumber :

Jangan Minim Untuk Tampil Feminim



Perempuan yang baik adalah yang bagus agamanya, yang dimaksud ‘agamanya’ adalah agama dalam hati bukan dalam penampilan. Pertanyaan, “Berarti lebih bagus perempuan tidak berkerudung tapi baik kelakuannya (beragama) daripada perempuan berkerudung yang tidak beragama (tidak baik kelakuannya)? Jawab: “Yang lebih bagus adalah perempuan yang berkerudung dan beragama sekaligus.”

Kenapa?

Realitas memperlihatkan kepada kita bahwa perempuan berkerudung lebih banyak yang beragama ketimbang perempuan yang tidak memakai kerudung. 

Jika ada perempuan tak memakai kerudung tapi beragama (berakhlaq), maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan tak berkerudung yang rata-rata kurang berakhlaq. 

Begitu pula jika ada perempuan berkerudung tapi tidak/kurang beragama, maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan berkerudung yang rata-rata beragama. 

Kerudung adalah setengah petunjuk kalau wanita yang memakai kerudung tersebut adalah wanita beragama, setengahnya lagi adalah hati atau perilaku kesehariannya. 

Bila perilaku keseharian seorang wanita muslimah sudah bagus namun belum berkerudung, segera lengkapi dengan kerudung, agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna. Begitu pula jika seorang wanita muslimah sudah berkerudung, namun akhlaq atau perilaku kesehariannya masih tidak baik, segera lengkapi dengan akhlaq yang baik, agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna. 

Jadi, jangan ada lagi orang yang berkata “Buat apa berkerudung kalau kelakuan seperti wanita tak beragama (tidak baik), lebih baik tidak berkerudung!!” 

Pernyataan itu keliru karena beberapa alasan: 

Pertama: Alasan Syar’i 

Pernyataan tersebut sama dengan menyeru perempuan untuk melanggar apa yang telah Allah perintahkan kepada wanita muslimah. Di dalam Al-Quran Allah berfirman: 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)


Kedua: Alasan Logis 

Dikatakan sebelumnya bahwa wanita muslimah yang baik akhlaqnya namun tak berkerudung baru setengahnya menunjukkan kalau wanita tersebut beragama, karena setengahnya lagi adalah kerudung, berarti wanita yang tidak baik kelakuannya dan tidak berkerudung, tidak setengah pun menunjukkan bahwa wanita tersebut beragama. Maka, bukankah ini lebih parah nilainya di mata agama? Oleh karena itulah pernyataan di atas tidak menjadi solusi yang tepat. 

Solusi yang Tepat 

Bagi wanita muslimah yang sudah berkerudung dan merasa kalau akhlaq atau perilakunya masih jauh dari akhlaq seorang wanita muslimah yang sebenarnya, tidak perlu terhasut dengan pernyataan “Buat apa pakai kerudung, kalau…. dst” lantas melepas kerudungnya karena malu. 

Solusi yang bijak adalah, biarkan kerudung itu tetap melekat bersamanya sembari berusaha untuk terus mengadakan perbaikan akhlaq atau perilakunya. 

Pernyataan Lain 

“Kerudungi hati dulu, baru kerudungi penampilan”. Jika pernyataan ini memang pernah terlontar dan pernah ada, alangkah bijak jika pernyataan ini kita ubah menjadi: “Mengerudungi hati tak kalah penting dari mengerudungi penampilan”. 

Tentang pernyataan pertama, dikarenakan perbaikan akhlaq adalah proses berkesinambungan seumur hidup yang jelas bukan instan, dan dikarenakan tak ada yang dapat menjamin bagaimana dan seperti apa hari esok dalam kehidupan kita? Masih di atas bumi kah atau di dalam perutnya? Masih memijak kah atau dipijak? Maka menunda berkerudung dengan alasan memperbaiki akhlaq dulu adalah sesuatu yang tidak semestinya dilakukan oleh wanita muslimah mana pun. 

Adapun pernyataan kedua, memang demikianlah adanya, bacalah Al-Quran dan tadabburi maknanya, maka kita temukan bahwa hampir setiap kali Allah berfirman tentang wanita muslimah yang baik (beragama), isinya adalah tentang “Bagaimana seharusnya wanita muslimah itu berperilaku?” selebihnya adalah tentang “Bagaimana seharusnya wanita muslimah itu berpenampilan?”. Jika berkenan bacalah QS. An-Nur ayat 31, At-Tahrim ayat 5, 10, 11 dan 12, dan seterusnya. 

Pernyataan berikutnya adalah: 

“Kerudung itu bukan inti dari Islam!” Ya, saya pribadi setuju, memang bukan inti dari Islam, tapi bagian penting dari Islam yang jika bagian itu tidak ada, maka terlalu sulit untuk dikatakan “Ini Islam” sama sulitnya untuk dikatakan “Ini bukan Islam”. 

Dikatakan wanita muslimah sulit karena tidak pernah mau pakai kerudung, dikatakan bukan wanita muslimah juga sulit, karena shalat, zakat dan ibadah-ibadah lainnya tetap dikerjakan, juga akhlaqnya adalah akhlaq wanita muslimah. 

Kalau saya ibaratkan, hal ini seperti bangunan rumah yang tak nampak seperti rumah, namun lebih tampak seperti gudang; berjendela tanpa kaca, tanpa lantai ubin, dan tanpa atap dan seterusnya. 

Dikatakan rumah sulit, karena dari luar hampir tak dapat dibedakan dengan gudang. Dikatakan bukan rumah juga sulit, karena ternyata penghuninya lengkap, pasangan suami istri dan satu anak lelaki. 

Jendela berkaca, pintu, atap, dan lantai ubin memang bukan bagian inti dari rumah, tapi tanpa adanya semua itu, sebuah bangunan akan kehilangan identitasnya sebagai rumah, konsekuensinya, orang-orang akan menyangka kalau bangunan tersebut adalah gudang tak berpenghuni. 

Kerudung atau jilbab adalah identitas seorang muslimah (wanita beragama Islam). Kerudung lah yang memberi isyarat kepada lelaki-lelaki muslim bahkan semua lelaki bahwa yang mengenakannya adalah wanita terhormat, sehingga sangat tidak pantas direndahkan dalam pandangan mereka, kata-kata mereka, maupun perbuatan mereka (para lelaki). 


Allah SWT berfirman: 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)

Kesimpulan 

“Identitas seorang wanita muslimah itu adalah jilbab dan akhlaqnya, akhlaq tanpa jilbab kurang, sama kurangnya dengan jilbab tanpa akhlaq”.

======================================================================
Mengapa Harus Minim Untuk Jadi Feminim?


Sobat, kalian suka puyeng ngga kalau di televisi atau di sekitar kita lihat seorang gadis ataupun ibu2 yang suka pke pakaian yang minim/seronok banget. yang bisa bkin kita sebagai kaum lelaki “keluar dari tempatnya”. Klw siSayah, sebagai perjaka normal, pasti “puyeng” bgt tuh..! kenapa sih mereka berpakaian kya gtuh?? ingin jadi pusat perhatian apa? ingin mencari jodoh? atau hanya ingin disebut feminim?? emangnya perlu ya klw ingin berpenampilan feminim trus berpakaian minim? klw emang ingin diperhatikan, buktikan donk dengan prestasi bukannya ini mah malah berpakaian seronok kya gtuh… (apakah ini yang disebut ciri2 degradasi moral) . trus kalau memang pengen cari jodoh dengan cara seperti itu, pasti dapetnya juga lelaki yang ga bener tuh,, klw ck bahasa sinetron mah, laki2 mata keranjang/hidung belang/bibir ember!! haha…

siSayah bukanlah orang yang munafik. saya juga senang melihat wanita cantik, walaupun ada yang mengatakan “inner beauty” itu paling penting, tapi tetep weh, pesona wajah yang kita liat terlebih dulu,  dan setelah kenal lebih jauh, perilaku lah yang jadi pertimbangan saya..!!

Sekarang lagi musim tuh celana pendek ketat bwt cewe yang jaraknya cuma 7 cm dari “stasiun pusat”. aaargh… bkin ga kuat iman az niiih. seorang ustadz pun butuh istigfar puluhan kali untuk mengendalikan nafsunya saat melihat “yang beginian”. apalagi sayah yang hanya seorang pemuda biasa dengan keimanan yang masih di bawah rata-rata. 

ada sebuah band tenar ibukota yang mengatakan “Wanita racun dunia”. siSayah 100% ga setuju nih sma jargon yang satu ini. secara kita dilahirkan dari rahim seorang ibu, kita juga memiliki ade atau kaka yang seorang wanita. emangnya km rela ibu atau ade/kaka kita disebut sebagai “racun dunia”?? tentu jawabannya pasti TIDAK. seharusnya jargon itu diganti menjadi “Wanita Seronok Racun Dunia”. baru saya setuju.

oh iya maaf ya bila saya ada salah2 kata. tolong sayah diingatkan. maaf bila ada yang tersentil sma tulisan sya yang satu ini (emang tujuannya itu.. ).disini sayah bknnya mau sok suci. tapi mungkin dengan berkurangnya wanita yang mengumbar aurat, kejahatan pelecehan seksual, pemerkosaan, dll. dapat ditekan dimasyarakat kita. Amminnn..

bwt kalian yang belum bisa memakai jilbab, minimal berpakaian sopan lah. dan usahakan jangan memakai pakaian minim. ingat, kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelakuny, tetapi juga karena “nafsu” pelakunya. waspadalah.. waspadalah…


sumber : bimaitumbojo.blogspot.com

Aksesoris Wanita Berkerudung




Menggunakan kerudung jangan asal tempel saja, sebab sentuhan sekecil apapun bisa memberikan tampilan yang beda pada setiap pemakainya. Tentu Anda tidak menginginkan penampilan Anda menjadi saltum alias salah kostum.

Berikut ini adalah beberapa tips agar perempuan berjilbab juga bisa tampil modis dan cantik.
  1. Harus menyesuaikan kerudung dengan bentuk wajah. Jika wajah bermuka bulat, berikan aksen-aksen di atas kepala seperti bros untai dan bando jilbab. Sebaiknya hindari model membebat jilbab terlalu kencang di leher karena akan membuat muka yang bulat makin bulat. Untuk wajah lonjong, kreasi jilbab bisa lebih flexibel. Sebagai aksesoris pemanis, tambahkan aksen bros dibagian leher.
  2. Pilihlah model dan bahan kerudung sesuai situasi dan kondisi sesuai tempat yang akan dituju. Untuk aktivitas siang hari, bahan lycra yang dingin dan nyaman bisa dipilih. Sedangkan untuk sore hari, model pasminacocok untuk pengajian hingga tarawihan. Kerudung berbahan kaus bisa digunakan pada saat berolahraga ringan atau bersantai di rumah.
  3. Jika ingin mengenakan kerudung segitiga, pakailah peniti ukuran kecil untuk menyematkan di dagu. Hindari penggunaan jarum pentul untuk menyematkan kerudung, selain tidak rapi juga beresiko melukai leher.
  4. Sebisa mungkin kenakan kerudung dalam (ciput) untuk menghindari rambut menyembul dibalik kerudung. Penggunaan ciput juga mempermudah dalam membuat kreasi kerudung. Khusus penggunaan pasmina ada baiknya menggunakan kerudung instan terlebih dahulu agar pasmina mudah dibentuk.
  5. Pada saat akan berkreasi dengan jilbab, padu padankan warna kerudung, pakaian dan aksesoris yang akan dipakai. Tidak perlu selalu warna yang senada. Warna yang kontras pun bisa menjadi padu padan yang menarik. Semisal warna hitam dan biru muda, bisa menjadi padanan yang unik saat akan tampil di acara-acara semi formal.
Warna-warna pelangi bisa dipadupadankan saat akan menghadiri acara-acara santai. Hindari penggunaanpeniti untuk mengaitkan kerudung kebagian lain selain membuat sematan di leher. Gunakanlah jarum pentul, namun atur sebisa mungkin agar warnanya tidak kontras dengan kerudung yang anda kenakan.

Untuk perawatan kerudung, hendaknya kerudung dicuci secara manual dengan menggunakan tangan. Hindari mencuci kerudung di mesin cuci karena beresiko menimbulkan kerusakan.

Jemur kerudung tidak langsung dibawah terik matahari. Pada saat akan disimpan, gantungkan kerudung pada gantungan pakaian agar tidak menimbulkan bekas lipatan saat akan dikenakan.

Bagaimana, siap tampil modis berjilbab?

======================================================================

Jakarta: Asal tahu bagaimana seninya, maka dijamin penampilan wanita yang mengenakan kerudung bisa tetap menawan. Siapa bilang kerudung membuat wanita terlihat kurang menarik?
Ada banyak wanita muslimah yang tetap bisa tampil ayu meski mahkotanya tertutupi oleh balutan kain. Berikut ini kami jabarkan beberapa tips seputar seni berkerudung. Kita simak bersama yuk.

Gaya

Berkerudung pada dasarnya memiliki dua gaya: tengkuk dan dagu. Gaya tengkuk tercipta saat kerudung ditarik ke arah tengkuk lalu sisa kerudung dipakai untuk menutupi area leher. Gaya ini memungkinkan pipi dan dagu jadi lebih terbuka. Sedangkan gaya dagu adalah sebaliknya, lebih menutupi area pipi dan dagu sebab kerudung ditarik ke arah dagu lebih dulu baru dililitkan ke leher.

Dari dua gaya di atas, manakah yang pas untuk Anda? Bagi pemilik bentuk wajah panjang, segitiga, dan oval, maka gaya tengkuk merupakan pilihan yang pas. Namun jika bentuknya cenderung bulat dan persegi, maka gaya dagulah yang sebaiknya digunakan.

Bentuk wajah

Wajah bulat atau persegi bisa disiasati dengan mengenakan kerudung yang bersilang di atas kepala atau ber'turban' untuk menciptakan kesan panjang. Trik lain adalah dengan mengenakan kalung panjang berwarna kontras. Kesan lonjong bisa juga didapat dengan mengenakan kerudung selongsong di atas kerudung dasar.

Wajah mungil disarankan menggunakan kerudung yang dililitkan ke area tengkuk supaya tercipta kesan wajah lebih besar. Sebaliknya untuk kesan bulat bisa didapat dari selendang beda warna dengan 'turban' di dalamnya.

Warna

Pemilihan warna kerudung pastinya juga harus disesuaikan dengan warna busana yang dikenakan. Jika busana itu sendiri sudah memberi kesan 'ramai', maka pilihlah kerudung dengan warna netral agar penampilan tak terlalu norak/ ramai. Kerudung warna putih atau yang berbahan chiffon berkilau bisa membantu menyamarkan wajah lelah dan membuatnya tampak lebih bercahaya. Pemilihan kerudung yang berwarna senada dengan busana mampu menciptakan kesan tubuh tampak lebih tinggi.

Tampilan kerudung bisa lebih semarak bila Anda mengenakan helaian selendang dengan warna berbeda. Anda bisa memilih warna gradasi dari kerudung dasar, atau warna lain yang serasi sebagai pendamping. Meski begitu, sebaiknya Anda tak menggunakan lebih dari 2 warna agar penampilan tak terkesan terlalu berlebihan. Enggan mengenakan dua helai kain? Pilih saja kerudung dari bahan chiffon dengan warna sembur. Mewah namun simple.

Aksesoris

Dalam membubuhkan aksesoris atau motif tambahan pada kerudung, sebaiknya Anda berfokus pada satu sisi saja. Aksesoris di sana-sini atau pada hampir semua bagian kerudung akan terlihat terlalu 'ramai', dan sukar dinikmati keindahannya. Pemilihan aksesoris warna emas mampu menciptakan penampilan mewah dan bersahaja.

Untuk kerudung warna polos bisa tampil lebih menawan jika dipermanis dengan menyematkan 2 bros bersusun. Jika Anda menggunakan jarum pentul sebagai pengunci selendang, pilihlah yang memiliki warna senada. Selain bros, kalung, atau bahkan jarum pentul, kepala sabuk (buckle) juga bisa diberdayakan sebagai aksesoris sekaligus pengunci tatanan selendang. Cukup sematkan di tempat yang dikehendaki, dan Anda pun siap tampil cantik.

Batik

Ingin mengenakan selendang motif batik? Sebaiknya Anda memilih warna cerah dan yang bahannya ringan seperti chiffon. Lalu, kombinasikan selendang batik dengan kerudung warna polos. Saat pemakaian, biarkan kerudung polos tetap melekat pada lingkar wajah agar wajah tak 'termakan' pesona motif batik yang dikenakan.

Mempermanis kerudung dasar juga tak harus dilakukan dengan selendang yang melilit rapat kerudung tersebut. Anda bisa mengenakan kerudung selongsong dengan material ringan plus sebuah bros sebagai kunci yang disematkan di bahu. Mudah bukan?
Selamat berkreasi :)

Sumber :